Rabu, 25 September 2013

Review Buku: Pintu Harmonika oleh Clara Ng dan Icha Rahmanti

Judul: Pintu Harmonika
Pengarang: Clara Ng dan Icha Rahmanti
Tahun Terbit: Maret 2013
Penerbit: PlotPoint
Goodreads

Sinopsis dari Goodreads:
Dijual cepat: S U R G A!

Punyakah kamu surga di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ?

Rizal, Juni, dan David menemukan surga lewat ketidaksengajaan; Buka pintu harmonika, berjalan mengikuti sinar matahari, dan temukan surga. Surga yang tersembunyi di belakang ruko tempat tinggal mereka.

Walau mereka berbeda usia dan tidak juga lantas bermain bersama, surga membuat mereka menemukan bukan hanya sahabat, tetapi juga saudara dan keluarga. Ketika surga mereka akan berakhir, semangat mempertahankannya membawa mereka pada sebuah petualangan lewat tengah malam. Apa pula hubungannya dengan pencitraan Rizal, masalah Juni di sekolah dan bulu hitam misterius yang berpendar cantik temuan David serta suara-suara misterius di atap rukonya?





Saya suka novel-novel karya Clara Ng. Indiana Chronicles, Tiga Venus – you name it. Saya menyukai humornya yang menghibur, gaya bahasanya yang lugas tapi tetap ngena, dan karakterisasi yang kuat di setiap tokohnya. Tidak dapat dipungkiri, Pintu Harmonika adalah buku yang mendapatkan ekspektasi tinggi dari saya. Kehadiran co-author Icha Rahmanti membuat saya berharap akan membawa angin segar dalam buku tersebut.

Pintu Harmonika bercerita tentang Rizal, Juni, dan David – trio yang disatukan dengan Surga, sepetak tanah lapanng di belakang ruko tempat mereka tinggal. Surga hanyalah tanah lapang biasa, dengan reruntuhan batu bata, hiasan graffiti tak jelas, dan bahkan sedikit bau pesing, akan tetapi itu adalah tempat ketiga trio berbeda umur itu menemukan pelarian kecil dari kepenatan di hidup mereka. Namun ketika surga akan dijual, mampukah mereka mencari cara untuk mempertahankan oasis kecil mereka tersebut?

Pintu Harmonika adalah kisah yang orisinil, ringan, dan untuk semua kalangan usia. Akan tetapi, Pintu Harmonika juga membuat saya terpaksa mengakui bahwa terkadang, penulis favorit juga dapat membuat cerita yang tidak spektakuler. Buku ini begitu berbeda dari ekspektasi awal saya. Saya mengharapkan kisah persahabatan yang menyentuh, diselimuti perjuangan mempertahankan Surga sebagai oasis mereka, akan tetapi yang saya dapatkan adalah tiga serpihan cerita yang seakan dengan setengah hati disatukan dalam satu buku. Persahabatan dan ikatan di antara ketiga sahabat tersebut tidak terlalu kentara, sehingga bagian yang seharusnya lebih mengharu biru tidak terlalu berhasil menyentuh hati saya.

Pintu Harmonika jelas bukan buku yang jelek, dengan karakterisasi tokoh yang kuat dan pesannya yang tidak terkesan menggurui sama sekali, namun kisahnya sendiri tidaklah termasuk memorable untuk saya. Bagian favorit saya di buku ini mungkin permasalahan nyata yang dihadapi setiap tokohnya, dan ilustrasi indah yang menghiasi buku ini. Cerita ketiga di buku ini, David, terlalu ganjil untuk selera saya dan membuat saya mengerutkan dahi ketika menutup buku itu.

Ringan dengan kisah yang cukup menghibur, Pintu Harmonika adalah pilihan yang sesuai untuk one-sitting-read.




3 butterflies!
 Gaya penulisannya enak dan mudah dibaca, tapi ceritanya tidak cukup memorable.


PS: Kaget karena kakak tercinta Farisa sudah review juga di Goodreads. Ya mbok reviewnya dipindah ke blog Bambi Sisters.

Review Komik: Psychic Detective Yakumo oleh Miyako Ritsu & Manabu Kaminaga


Judul: Psychic Detective Yakumo
Pengarang: Miyako Ritsu (Art) & Manabu Kaminaga (Story)
Tanggal terbit: 2011
Jumlah Volume : 2
Penerbit : M&C!

Sinopsis dari cover buku:
Saitou Yakumo, mahasiswa tahun ke-2 yang wajahnya selalu tidak ramah dan bertindak semaunya. Ucapannya selalu sinis dan penuh sindiran. Dia bisa melihat dan mendengar suara arwah, namun tidak bisa menyucikan mereka agar bisa naik ke dunia selanjutnya. Yakumo menguraikan pesan yang ditinggalkan arwah dan menguak dosa-dosa manusia...




Psychic Detetective Yakumo mengingatkan saya pada kisah Ghost Hunt karya Shiho Inada (art) & Fuyumi Ono (story) karena berada dalam genre yang sama, yaitu supranatural thriller, dan diangkat dari light novel. Namun, Yakumo menggunakan setting kampus dan tidak memasukkan tokoh yang masih bersekolah sehingga target pembacanya lebih condong ke usia 15+. Selain itu, Yakumo yang selalu memakai kemeja putih tidak ragu-ragu ganti baju di depan cewek yang bukan pacarnya XD.  

Psychic Detetective Yakumo versi Miyako Ritsu dibuka dengan permintaan Ozawa Haruka kepada Saitou Yakumo untuk menolong seorang temannya yang ditimpa musibah usai bermain uji nyali di sudut bangunan kampus yang angker. Yakumo awalnya tidak telalu antusias, tetapi akhirnya bersedia membantu Haruka memecahkan kasus tersebut dengan menggunakanbakat supranatural dan kemampuan analisisnya yang tajam. Sejak saat itu, Haruka pun meminta Yakumo untuk memecahkan kasus-kasus supranatural lain di sekitar mereka.

Komik ini merupakah salah satu seri yang pantas dikoleksi. Jalan ceritanya mudah diikuti, artworknya rapi, dan tokoh-tokohnya pun menghibur. Yakumo yang dingin dan cuek terpaksa menghadapi Haruka yang terlampau bersemangat menolong orang-orang yang kesusahan akibat dikutuk arwah. Yakumo sendiri punya alasan dia memilih bersikap antisosial. Salah satu matanya yang berwarna merah memiliki kemampuan melihat dan mendengar arwah di mana saja dan kapan saja. Akibatnya, Yakumo selalu bersikap sinis dan cenderung menyendiri akibat kurang percaya pada sifat baik manusia. Untungnya, ada Haruka yang nekat mengajak Yakumo agar bersikap lebih simpatik dan melihat mata merah Yakumo sebagai suatu kelebihan. Selain itu, ada juga tokoh Paman Yakumo dan Detektif Gotou yang selalu mendukung Yakumo, baik secara diam-diam maupun terang-terangan.

Menurut saya, dua volume buku ini berisi tiga kasus yang semuanya menarik untuk disimak. Ketiganya memiliki unsur drama, tetapi kasus yang paling membekas di ingatan saya adalah kasus kedua tentang terowongan maut. Arwahnya memiliki mata seram penuh dendam dan sukses bikin bulu kuduk merinding. Beneran deh, komik yang satu ini bukan bacaan sebelum tidur.

Bagi yang penasaran dengan masa lalu Yakumo, boleh tuh ngelirik Psychic Detective Yakumo: The Alternate Story hasil goresan pena Suzuka Oda. Dari pengamatan sekilas sih, kelihatannya lebih serius, lebih kelam, dan lebih berdarah-darah.






4 butterflies!
Kisah menegangkan, cowok cool, dan artwork yang rapi. I crave for more volumes!



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...